Pertemuan selanjutnya kita akan belajar tentang SWITCH, nah sekarang kita kenalan dulu yuk dengan SWITCH biar lebih akrab
SWITCH termasuk statement yang dapat dipergunakan untuk
menyatakan suatu pernyataan kondisional atau bersyarat seperti halnya IF.
Adapun sintaks secara umum statement SWITCH dalam PHP adalah
sebagai berikut:
switch (var)
{
case value1 :
statement A . .
break;
case value2 : statement B . .
break;
case value3 : statement C . .
break;
. .
default : statement D . .
}
Maksud dari sintaks
di atas adalah: dalam hal ini nilai yang ada pada variabel (’var’) akan dicek.
Diantara value – value yang ada sebagai pilihan, dalam hal ini value1, value2,
value3, … dst manakah yang sesuai dengan value yang dimiliki oleh ‘var’.
Misalkan nilai var = value1, maka blok yang ada di statement A lah yang
dijalankan. Bila nilai var = value2, maka blok statement B yang akan
dijalankan. Namun bila tidak ada value yang cocok, maka barulah blok yang ada
dibagian DEFAULT (statement D) yang akan dijalankan.
Catatan:
Penggunaan option DEFAULT pada SWITCH adalah optional. Kita
bisa untuk tidak memberikan DEFAULT jika memang tidak diperlukan.
Bentuk sintaks SWITCH di atas ekuivalen dengan statement IF
berikut ini
if (var == value1)
{
statement A
.
.
}
else if (var == value2)
{
statement B
.
.
}
else if (var == value3)
{
statement C
.
.
}
.
.
else
{
statement D
.
.
}
Apabila kita perhatikan dari konsep SWITCH, maka kita bisa
menyimpulkan bahwa proses pengecekan atau pengujian persyaratan yang terjadi
hanyalah proses perbandingan dalam bentuk ’sama dengan’ atau ‘==’.
SWITCH tidak bisa digunakan untuk kondisional yang di
dalamnya terdapat proses perbandingan seperti ‘lebih besar dari’, ‘lebih kecil
dari’, ‘lebih kecil atau sama dengan’, ‘lebih besar atau sama dengan’ dan
‘tidak sama dengan’. Melihat hal ini memang penggunaan statement IF untuk
menyatakan kondisional lebih fleksibel daripada SWITCH.
Penasaran dengan switch? tunggu di pertemuan selanjutnya ya...
0 comments:
Post a Comment